Jumat, 16 November 2012

Bab. 8 Metodologi Siklus Hidup Sistem


Siklus hidup system terdiri dari lima tahap. Empat tahap yang pertama perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan dimaksudkan bagi pengembanganya.Tahap kelima dimaksudkan untuk penggunaannya.Pengembangan sistem yang lebih responsive dapat dicapai dengan peningkatan siklus hidup dan penggunaan peralatan pengembangan berbasis komputer (computer-based development tools).Dua peningkatan itu adalah prototyping dan rapid application development (RAD), dan peralatan tersebut termasuk kategori CASE, atau computer-aided software engineering.

Siklus hidup system (system life cycle), atau SLC, adalah proses evvolusioner yang diikuti dalam menerapkan system atau subsistem informasi berbasis computer. SCL sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan system.

Pengelolaaan siklus hidup system yang pertama dikelola oleh manejer unit jasa informasi, dibantu oleh manejer dari analisis system, pemrograman, dan operasi.Sekerang manajemen siklus hidup system mungkin saja tertentang melewati beberapa tingakat organisasional dan melibatkan manejer di luar jasa informasi.

Tanggung jawab eksekutif ketika sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi seluruh organisasi, direktur utama atau komite eksekutif mungkin memutuskan untuk mengawasi proyek pengembanganya. Ketika lingkup sistem menyempit dan fokusnya lebih operasional, kemungkinan besar kepemimpinan akan dipegang oleh eksekutif tingkat yang lebih rendah seperti wakil direktur utama, direktur bagian administrasi, dan CIO.

Komite pengarah SIM banyak perusahaan membuat suatu komite khusus, di bawah tingkat komite eksekutif, yang bertanggung jawab atas pengawasan seluruh proyek system.Jika tujuan komite tersebut adalah memberikan petunjuk, pengarah, dan pengendalian yang berkesinambungan, komite ini disebut dengan komite pengarah. Jika perusahaan membentuk komite pengarah untuk penggunaan sumber daya computer perusahaan, digunakan namakomite pengarah SIM.

Komite pengarah SIM melaksanakan fungsi utama.
·         Mentapakan kebijakan yang memastikan dukungan komputer untuk mencapai tujuan strategi perusahaan.
·         Menjadi pengendali keuangan dengan sebagai badan yang berwenang memberi persetujuan bagi semua permintaan dana yang berhubungan dengan komputer.
·         Menyelesaikan pertentangan yang timbul sehubungan dengan prioritas penggunaan komputer.

Akibatnya, tugas dari komite pengarah SIM ini adalah menjalakan srategi yang ditetapkan oleh komite eksekutif dan rencana strategis sumber daya informasi. Dengan memutuskan manajemen siklus hidup sistem dalam komite pengarah, diperoleh dua keuntungan :
·         Semakin besar kemungkinan komputer akan digunakan untuk mendukung pemakai di seluruh perusahaan.
·         Semkain besar kemungkinan proyek-proyek komputer akan mempunyai perencanaan dan pengendalian yang baik.

Komite pengarah SIM merupakan bukti yang paling nyata bahwa perusahaan bermaksud menyediakan sumber daya informasi bagi semua pemakai yang memang membutuhkan
Komite pengarah SIM jarang terlibat langsung dengan rincian pekerjaan. Tanggung jawab itu ada pada tim proyek. Tim proyekmencakup semua orang yang ikut serta dalam pengembangan system berbasis computer.

Tahap perencanaan
pengembangan subsistem CBIS seharusnya mendapat perhatian yang sama besarnya dalam perencanaan seperti proyek-proyek besar lainya, seperti pengenalan produk baru atau konstruksi pabrik baru.

Keuntungan dari merencanakan Proyek CBIS
·           
      Menentukan lingkup dari proyek. Informasi ini memberikan perkiraan awal dari skala sumber daya yang diperlukan.
·         
          Mengenali beberapa area permasalahan potensial. Perencanaan akan menunjukan hal-hal yang mungkin tidak berjalan dengan semestinya sehingga hal ini dapet dicegah.
·         
           Mengatur urutan tugas. Tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan akan untuk efesinsi.
·          
     Memberikan dasar untuk pengendalian. Tingkat kinerja dan metode pengukuran tertentu harus dispersifikasikan sejak awal.

Langkah-langkah dalam tahap perencanaan.
    1   .      Menyadari masalah

    2   .      Mendefinisikan masalah
setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi permasalahan itu, manajer hanya mencari untuk mengidentifikasikan di mana sebenarnya letak permasalahan dan penyebabnya, selain itu, manajer memerlukan bantuan analis sistem bahwa manajer dan anlis saling berkerja sama.
    3 .      Mentukan tujuan sistem
Manajer dan analis sistem mengembakan suatu daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai.Pada titik ini, tujuan hanya dinyatakan secara umum.

    4  .      Mengidentifikasi kendala-kendala sistem
Beberapa kendala ditimbulkan oleh lingkungan, kendala lain berasla dari manajemen perusahaan.
    5   .      Membuat studi kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan system untuk mencapai tujuan yang di inginkan. ada enam dimensi kelayakan yaitu teknis, pengembaalian ekonomis, pengambilan non ekonomis, hokum dan etika, operasional, jadwal. Penelitian systemakan memberikan dasar yang terinci bagi rancangan baru mengenai apa yang harus di lakukan system itu dan bagaimana system tersebut melakukannya.

    6.      Mempersiapkan usulan penelitian sistem
penelitian sistem (sistem study) akan memberikan dasar yang terinci bagi rancangan sistem baru mengenai apa yang harus dilakukan sistem itu dan bagaimana sistem tersebut melakukannya.

   7.      Menyetujui atau menolak penelitian proyek
Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra proyek dan rancangan sistem yang diusulkan, serta menentukan apakah perlu diteruskan/hentikan.

   8.      Menetapkan mekanisme pengendalian
Komite pengarah SIM menetapakn pengendalian proyek dengan menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang melakukannya, dan kapan akan dilaksanakan.


Gambar 8.2. Tahap Perencanaan dari SLC

Tahap analisis dimulai dengan pengumuman kepada para pegawai dan pembentukan tim proyek. Analisis system adalah penelitian atas system yang telah ada dengan tujuan untuk meerancang system baru atau diperbarui. Langkah-langkah tahap analisis yaitu :
    1.      Menumumkan penelitian sistem
    2.      Menorganisasikan tim proyek
    3.      Mendefinisikan kebutuhan informasi
    4.      Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
    5.      Menyiapkan usulan rancangan
    6.      menyetujui atau menolak rancangan proyek


Tahap rancangan mulai saat analis terlibat dalam rancangan system yang terinci. Rancangan system adalah penetuan proses dan data yang diperlukan oleh system baru. Langkah-langkah tahap rancangan yaitu:
    
   1.      Menyiapkan rancangan sistem yang terinci.
Pendekatan top-down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem.Kamus data (data dictionary) adalah penjelasan formal isi database. 
 
   2.      Mengidentifikasi berbagai alternative konfigurasi sistem
Mengidentifikasi konfigurasi peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan.
   
   3.      Mengevaluasi berbagai alternative konfigurasi sistem
Mengevaluasi berbagai alternative.Alternative yang di pilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

   4.      Memilih konfigurasi terbaik
Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal.
   
   5.      Menyiapkan usulan penerapan
Usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.

   6.      Menyetujui atau menolak penerapan sistem
Tahap penerapan melibatkan para sepesalis informasi lainnya, pemakai tambahan, dan mungkin orang luar seperti konsultan dan kontraktor.Setelah perencanaan yang terinci dan pengumuman, diperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, dan diciptakan database.



Tahap penerapan melibatkan para sepesalis informasi lainnya, pemakai tambahan, dan mungkin orang luar seperti konsultan dan kontraktor.Setelah perencanaan yang terinci dan pengumuman, diperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, dan diciptakan database.



Tahap penggunaan teridiri 3 langkah :

   1.      Mengunakan sistem
Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap perecanaan.
   
   2.      Audit sistem
Penelitian formal dilakukan untuk menentukan seberapa baik sistem baru itu memenuhi kriteria kinerja.Studi semacam ini disebut dengan penelaahan setelah penerapan (postimplementation review).

   3.      Memelihara sistem
Berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus memberikan dukungan yang diperlukan.Modifikasi ini disebut pemeliharan sistem (system maintenance).Pemeliharaan sistem dilaksanakan unruk 3 alasan. 

Menyiapkan usulan rekayasa ulang
Ketika sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis informasi bahwa sistem tersebut tidak dapat lagi digunakan, diusulkan kepada SC MIS bahwa sistem itu perlu direkayasa ulang (reengineered). Usulan itu dapat berbentuk memo atau laporan yang mencakup dukungan untuk beralih pada suatu siklus hidup sistem baru. Dukungan tersebut mencakup penjelasan tentang kelemahan inheren sistem, statistik mengenai biaya perawatan, dan lain-lain. 

     Menyetujui atau menolak rekayasa ulang sistem
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rekayasa ulang sistem dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak.


CASE
CASE merupakan singakatan dari computer aided software engineering. CASE merupakan kategori perangkat lunak yang bertujuan mengalihkan sebagian beban kerja pengembangan sistem dari manusia ke komputer.
Empat kategori didefiniskan :

   1.       Peralatan CASE tingkat atas dapat digunanakan oleh eksekutif perusahaan mereka perencanaan stretegis.
  
   2.      Peralatan CASE tingkat menengah dapat digunakan selama tahap analisis dan rancangan untuk mendokumentasikan proses dan data dari sistem yang telah ada maupun sistem baru.
   
   3.      Peralatan CASE tingkat bawah digunakan selama tahap penerapan dan penggunaan untuk membantu programmer mengembangkan, menguji dan menjaga kode. Perangkat ini disebut code generators.

  4.      Peralatan CASE terintegrasi menawarkan cakupan kombinasi dari peralatan CASE tingkat atas, mengah, dan bawah.

    Sebagian besar kegiatan terkonsentrasi pada CASE tingkat menengah, di mana pertama kali timbul kesadaran perlunya membebaskan analis sistem dari beban mendokumentasikan rancangan sistem yang telah ada dan sistem baru. Selanjutnya, perhatian pada SPIR dan pemeliharaan sistem memperluas cakupan CASE sehingga mencakup seluruh SLC.

Menempatkan SLC, prototyping dan RAD dalam perspektif
Siklus hidup sistem, prototyping dan RAD semuanya meeruypakan metodologi.Tiga metodologi ini merupakan cara-cara yang dianjurkan dalam menerapkan sistem berbasis komputerr.SLC merupakan aplikasi dari pendekatan sistem untuk masalah penerapan sistem komputer, dan berisikan semua elemen pendekatan sistem dasar, dimulai dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan penggunaan sistem.
            
           Prototyping merupakan bentuk pendek dari pendekatan sistem yang berfokus pada definisi dan pemuasan kebutuhan pemakai.Prototyping dapat berada di dalam SLC. Kenyatannya, selama proses pengembangan satu sistem tunggal mungkin diperlukan bayank upaya prototyping.
           RAD merupakan pendekatan alternative untuk tahap rancangan dan penrapan dari SLC.Sumbangan terbesar dari RAD adalah kecepatannya menghasilkan sistem untuk digunakan, yang terutama dicapai melalui penggunaan peralatan berbasis komputer.
             Dari semua metodologi yang ada, SLC merupakan metodologi tertua dan akan terus menjadi dasar sebagian besar kerja pengembangan sistem. Prototyping juga merupakan metodologi yang telah cukup mapan, dan akan terus digunkan bagi proyek-proyek yang kebutuhan pemakainya masih sulit didefinisikan. RAD telah memperoleh banyak dukungan sejak kelahirannya di awal tahun 1990-an dan mungkin menjadi metodologi utama bagi perancangan dan penerapan di masa depan.

Meskipun siklus hidup system mewakili bentuk dasar dari kerja system, siklus hidup system terpengaruh perubahan metodologi lain yang menekankan penggunaan peralatan pengembangan berbasis computer. Rapid application development adalah satu metodologi tersebut, dan menyatukan baik CASE maupun prototryping.


sumber : mecleod

Kamis, 08 November 2012

Perusahaan multinasional



Bab 3 SIM

Perusahaan multinasional

Multinasional dari kata multinational corporation  yang artinya adalah perusahaan yang beroperasi melintasi berbagai produk, pasar dan budaya. MNC terdiri dari dengan kata lain perusahaan induk dan sekelompok anak perusahaan. Anak perusahaan terbesar secara geografis mungkin memiliki tujuan, kebijakan dan prosedur tesendiri. Dengan bentuk MNC yang merupakan bentuk organisasi paling kompleks yang ada secara luas saat ini.
Kebutuhan pemrosesan dalam sebuah MNC
Aktivitas setiap perusahaan dipengaruhi  oleh kondisi internal dan eksternal dengan istilah warisan administrative (administrative heritage). Digunakan untuk menggambarkan kondisi internal yang mencakup hal hal seperti aset perusahaan, distribusi kekuasaan dalam struktur organisasi, budaya perusahaan, dan gaya manajemen. Kondisi eksternal adalah hal hal yang berada di lingkungan perusahaan. Dalam lingkungan tersebut MNC bersifat Global.
MNC adalah system terbuka tetapi yang berusaha meminimumkan ketidakpastian yang di timbulkan lingkungan. Ketidakpastian tersebut dalam konteks adalah perbedaan antara jumlah informasi yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas dan jumlah informasi yang telah dimiliki oleh organisasi. Karena ketidakpastian melibatkan informasi, para eksekutif  MNC dengan mudah melihat bahwa mereka dapat mengatasi lingkungan eksternal dengan menggunakan secara baik teknologi informasi.  MNC membuat system pengolah nformasi yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka dari segi pengaruh lingkungan dan warisan administrative. Perusahaan yang berhasil membuat system yang cocok memiliki peluang terbaik mencapai kinerja yang baik.

Perlunya koordinasi dalam suatu MNC
Koordinasi merupakan kunci mencapai keunggulan kompetitif dalam pasar global. Perusahaan yang tidak mampu mendapatkan control strategis atas operasi dunia mereka dan mengelolanya dengan koordinasi global tidak akan berhasil dalam pesatnya ekonomi internasional.

Kabar buruk bagi para eksekutif MNC adalah kenyataan bahwa tantangan koordinasi lebih besar bagi MNC dari pada perusahaan yang membatasi aktifitasnya dalam negeri. Kesulitan timbul kerana sumber daya yang digunakan MNC tersebar luas. Kabar baiknya adalah kemajuan teknologi informasi dan metodelogi pada decade terakhir ini telah membuat koordinasi global menjadi ebih mudah. Tetapi bahkan dengan kemajuan kemajuan ini, koordinasi tetap merupakan tantangan besar.
Keuntungan koordinasi
Keuntungan yang dapat diperoleh MNC dengan memiliki kemampuan pengolahan informasi yang baik didasarkan pada kemampuan koordinasi. Keuntungan ini mencakup :
·           Fleksibilitas dalam membeli respon terhadap pesaing di berbagai Negara dan pasar.
·           Kemampuan memberikan respon disuatu Negara, atau wilayah dari suatu Negara, terhadap perubahan di Negara atau wilayah lain.
·           Kemampuan mengikuti kebutuhan pasar diseluruh dunia.
·           Kemampuan mentransfer pengetahuan antar unit unit diberbagai Negara.
·           Kemampuan mencapai dan mempertahankan keragaman produk perusahaan serta cara produksi dan distribusinya.
Semua keuntungan ini disebabkan karena pengurangan biaya dan waktu komunikasi yag diinginkan oleh pebaikan dalam teknologi informasi.

Global business drivers
Global business driver (GBD) adalah suatu entitas yang mengambil manfaat dari economies of scale atau economies of scope, serta kemudian memberikan kontribusi pada strategis bisnis global. GBD berfokus pada entitas bisnis yang luas, seperti pemasok, pelanggan dan produk, dan menguraikan informasi yang diperlukan tiap entitas tersebut. Setelah terbentuk , GBD menjadi dasar bagi rencana strategis  sumber daya informasi perusahaan.
Di bawah ini adalah tuju driver yang diidenifikasi melalui survey atas 105 MNC yang berkantor pusat di Amerika serikat.
1.       Sumber daya besama. Beberapa anak perusahaan MNC membagi sumber daya yang sama untuk mengurangi biaya. Contoh sumber daya tersebut adalah armada kapal tanker dan pusat pusat distribusi
2.       Operasi yang fleksibel. Produksi dapat dipindahkan dari satu pabrik ke pabrik lain sebagi respon atas erubahan kondisi. Misalnya, pemogikan srikat buruh menghentikan pabrik suatu anak perusahaan, atau pemasok menaikan harag bahan baku.
3.       Raionalisasi operasi. Berbagai komponen dan sub rakitan dibuat diseluruh dunia dan kemudian dirakit untuk menghasilkan produk jadi. Driver ini bertumpu pada keunggulan keunggulan local seperti kesediaan bahan baku, tenaga kerja, dan transportasi.
4.       Pengurangan resiko. MNC membatasi resiko yang inheren dalam beroperasi disuatu Negara dengan beropersi di beberapa Negara. Contoh resiko seperti ii adalah penrunan nilai mata uang suatu Negara.
5.       Produk global. Perusahaan memasarkan produk yang sama di seluruh dunia atau anak perusahaan diseluruh dunia merakit produk dari sub rakitan yang sama.
6.       Pasokan yang langka.  Sejumlah sumber daya begitu langka atau mahal sehingga tidak mungkin tersedia di tiap lokasi. Sebaiknya sumber daya tersebut disimpan terpusat dan tersedia saat diperlukan. Contihnya adalah mesin produksi dan instrument pengujian yang khusus.
7.       Pelanggan tingkat perusahaan. Perusahaan memiliki pelanggan yang berada di seluruh dunia. Contoh perusahaan seperti ini adalah perusahaan penerbangan, perusahaan penyewaan mobil dan hotel. Yang termasuk dalam driver ini adalah perusahaan perusahaan yang beroperasi secara  global. Misalnya, Compaq menjual computer pada perusahaan perusahaan yang menggunakanya dalam operasi global mereka.
GBD dalam daftar tersebut tidak berlaku untuk semua MNC. Driver suatu MNC dipengaruhi oleh industrinya, Negara tempat beroperasinya , karakteristik MNC itu sendiri, bahkan unit bisnis didalam perusahaan tersebut.

Masalah dalam menerapkan system informasi global

Kita telah melihat bahwa system informasi global memungkinkan MNC mengkoordinasikan aktivitas perusahaan  induk dan ank perusahaan, dan koordinasi tersebut memberikan sejumlah keuntungan. Pentingnya koordinasi merupakan justifikasi yang cukup untuk mencapai istem informasi global, namun pengembngan system tidaklah mudah. MNC yang memulai suatu proyek untuk membentuk GIS akan menghadapi sejumlah permasalahan.
Permasalahan teknologi
MNC sering diganggu oleh masalah masalah yang berkaitan dengan tingkat teknologi yang ada dinegara tempat anak perusahaan.
Disejumlah Negara, tidak tersdia cukup catu daya, yang menyebabkan seringnya pemadaman listrik. MNC terpaksa memasang generator listrik mereka sendiri, bukan hanya sebagai cadangan tetapi sebagai sumber utama.
Sirkuit telekomunikasi hanya dapat mengirim data dengan kecepatan rendah, dengan kualitas tranmisi yang buruk. Misalnya, suatu MNC AS tidak kesulitan membuat hubungan telepon dengan Lisbon tetapi tidak menghubungi daerah yag hanya 30 kilometer dari kotanya.
Perangkat lunak juga dapat menjadi masalah. Karena banyak Negara yang tidak menghormati hak cipta perangkat lunak, sejumlah penjual perangkat lunak menolak untuk berbisnis di Negara Negara tersebut. Tambahan lagi, perangakt lunak pengelola jaringan yang dirancang khusus untuk menangani lalu lintas internasional sangat langka.
Kurangnya dukungan dari manajer anak perusahaan
Manajer anak perusahaan sering juga menjadi masalah. Sebagia yakin bahwa mereka dapat menjalankan anak perusahaan terebut tanpa bantuan, dan menganggap sandar baru sebagai hal yang tidak perlu. Beberapa menejer anak perusahaan di bayar berdasarkan profitabilitas, dan mereka enggan mengikuti solusi perusahaan yang mereka anggap akan menurunkan pendapatan mereka. Manajemen kantor cabang di luar negeri dapat pula memandang GIS sebagai suatu jenis pengawasan “ Big Brother”. Para manajer tingkat menengah mungkin khawatir dilampaui oleh hubungan informasi yang baru menyalurkan data operasional ke perusahaan induk.
Masalah masalah perilaku sperti diatas dapat menciptakan ketegangan antara kantor pusat dan anak perusahaan yang akan berdampak negative pada keseluruhan operasi anak perusahaan.
Diharapkan pada masalah masalah potensial tersebut, MNC terus mengusahakan GIS. Walau mustahil menghapus seluruh masalah, dampaknya dapat diperkecil dengan mengikuti strategi yang terencana baik.

Strategi transnasional bagi penerapan GIS
Karena strategi transnasional paling rumit, menyatukan seluruh MNC menjadi suatu system yang bekerja lancer, strategi penerapanya dapat menjadi model untuk menghindari kegagalan kegagalan potensial. Strategi ini berfokus pada sejumlah hal penting yang berhubungan dengan GIS / business strategy linkage, sumber daya informasi, pembagian data internasional, dan lingkungan budaya.

Contoh alur strategi penerapan GIS
Menghubungkan GIS dan strategi bisnis, sejumlah hal penting yang menghubungkan GIS dengan strategi  bisnis didaftarkan di bawah ini. Tim pengembang harus memperhatikan hal ini sejak awal proyek. Tim pengembangan harus :
1.       Bekerja sama secara erat dengan eksekutif perusahaan untuk memahami dampak potensial GIS pada strategi bisnis global.
2.       Mengerti strategi bisnis global dari tiap unit bisnis.
3.       Menentukan strategi GIS global yang sesuai untuk strategi bisnis global unit bisnis.
4.       Menentukuan tujuan dari tiap strategi GIS.
5.       Mengidentifikasi aplikasi yang diperlukan untuk mencapai strategi GIS, dan menentukan prioritasnya.
6.       Menugaskan orang orang yang bertanggung jawab atas penerapan aplikasi tersebut.
Hal pertama, yaitu bekerja sama dengan eksekutif perusahaan, harus terus diingat sepanjang proyek.
Menentukan sumber daya informasi, GIS akan menggunakan semua jenis sumber daya informasi – perangkat keras, perangkat lunak, personil, data dan informasi, serta fasilitas. Tugas  tugas penting tim pengembangan yang berkaitan dengan sumber daya didaftarkan dibawah ini. Tim pengembangan harus
  1.  Menentukan jumlah dan lokasi pusat data regional ( regional data centers)
  2. Mengidentifikasi penjual yang dapat menyediakan produk dan jasa bagi tiap anak perusahaan.
  3. Membuat spesifikasi standar perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat digunakan semua anak perusahaan.
  4.  Membuat rencana bagi suatu atau beberapa unit penolong yang membantu anak perusahaan 24 jam sehari, tujuh hari seminggu
  5. Siap menghadapi keterlambatan penerapan yag tidak dialami di Negara perusahaan induk.

    Sumber : Raymon McLeod,jr. system informasi manajemen “ management information system “  6 th edition hal 67-88