Jumat, 19 Oktober 2012

Bab. 7 Pendekatan Sistem


Manajer memecahkan masalah agar perusahaan dapat mencapai tujuannya. Selam proses pemecahan masalah manajer membuat berbagai keputusab, dan beberapa elemen pemecahan masalah harus ada. Ketika proses pemecahan masalah mulai berjalan, manajer berhati-hati dalam membedakan gejala dengan sebab.
            Sruktur masalah memepengaruhi cara pemecahan masalah. Masalah yang tidak terstruktur harus dipeccahkan oleh manajer, tetapi masalah yang terstruktur dapat dipecahkan oleh komputer. Manajer dan komputer dapat berkerja sama untuk memecahkan masalah semi-terstruktur.
            Sautu pendekatan sistematis untuk pemecahan masalah telah dibuat, dan disebut pendekatan sistem, pendekatan sistem terdiri dari tiga jenis usaha-persiapan, definisi, dan solusi.
 Istlah pemecahan masalah  mengingatkan pada perbaikan hal-hal yang salah. Tidak di ragukan lagi bahwa para manajer member respon yang cepat pada pengaruh-pengaruh yang merugikan, untuk mencegah atau meminumkan kerusakan. Namun, para manajer juga memberikan respon pada hal-hal yang lebih baik dari perkiraan sebelumnya. Pemcahan masalah manajer terlibat dalam pemecahan masalah untuk memecahkan masalah yang mungkin secara potensial berbahaya atau menguntungkan. Proses pemecahan masalah mengharuskan dibuat beberapa keputusan.
Pentingnya pemecahan masalah serangkain keputusan untuk memecahkan suatu maslah mungkin hanya membutuhkan sedikit jam namun dapat mempengaruhi laba perusahaan hingga ribuan atau jutaan dolar.
Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dalam memecahakan masalah, seorang manajer akan membuat banyak keputusan. Keputusan adalah pemilihan strategi atau tindakan. Pengembilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang diykini manajer akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Salah satu kunci pemcahan masalah adalah mengidentifikasi berbagai alternative keputusan.

Elemen-elemen Proses Pemecahan Masalah
Beberapa elemen harus ada agar seorang manajer berhasil dalam memecahkan masalah. Tentu saja harus ada satu maslah dan seorang pemecah masalah (manajer). Solusi bagi suatu masalah harus memampukan sistem untuk memenuhi tujuannya dengan baik, seperti tercermin pada standar kinerja sistem. Standar ini menggambarkan keadaan yang diharapkan-apa yang harus dicapai oleh sistem. Selanjutnya, manajer harus memiliki informasi yag tersedia. Informasi itu menggambarkan keadaan saat ini apa yang sedang dicapai oleh sistem.
System konseptual adalah system pemecahan masalah yang terdiri dari manajer, informasi, dan standar. Dua elemen lain masuk dalam proses pengubahan masalah menjadi solusi. Kedua elemen tersebut adalah solusi alternative dan kendala. Sangat penting bagi manejer untuk memisahkan masalah dari gejala.
Perbedaan antara keadaan saat ini dan keadaan yang diharapkan menggambarkan kriteria solusi (solution criterion), atau apa yang diperlukan untuk mengubah keadaan saat ini menjadi keadaan yang diharpkan. Contohnya, jika standar menetapkan sedkit 125 jaket ski terjual sehari, dan rata-rata penjualan adalah 75 jaket, solusi maslah ini adalah meningkatkan penjualan sedikitnya 50 jaket. Kelima puluh jaket ini adalah criteria solusi.
Kendala itern dapat berupa sumber daya yang terbatas. Kendala lingkungan dapat berupa tekanan dari berbagai elemen lingkungan, seperti pemerintah atau pesaing, dan merekan bertindak sedemikian rupa untuk memebatasi arus sumber daya ke dalam dan keluar perusahaan.
Masalah Versus Gejala
Gejala adalah kondisi yang dihasilkan oleh masalah. Seorang manejer ketika mendapati masalah yang menyebabkan laba yang paling rendah.Masalah tersebut adalah penyebab laba yang rendah. Sebenarnya, ada baiknya untuk berfikir bahawa masalah adalah penyebab dari suatu personal menjadi penyebab dari suatu peluang.
Struktur masalah
Cara popular untuk menggolongkan masalah adalah dengan menempatkannya dalam suatu rangkain dari yang terstruktur hingga yang tidak terstruktur. Sebagian masalah berada di antarnya, bersifat semi-terstruktur, dalam arti manejer memahami sebagian elemen dan hubungan, tetapi tidak semuanya.
Pendekatan system adalah prosedur langkah demi langkah yang digunakan dalam memecahkan masalah bisnis. Proses pemcahan masalah secara sistematis bermula dari john dewey, seorang profesorfilosofi di Columbia University pada awal abad ini. Dalam bukunya di tahun 1910, ia menidentifikasi tiga seri yang terlibat dalam memecahkan suatu kontroversi secara memadai.
1.      Mengenali kontroversi
2.      Menimbang klaim alternative
3.      Membentuk penelitian
Kerangka kerja Dewey di biarkan tidur bertahu-tahun, tetapi selama akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an, perhatian pada pemecahan masalah sistematis mencapai puncak yang baru. Para pembuat komputer, management scientist, dan spesialis informasi semua mencari cara untuk mengunakan komputer dalam memcahkan masalah manajer.
Serangkaian langkah-langkah
Tiap tahap terdiri dari jenis upaya tertentu yang harus dilakukan manajer upaya persiapan, upaya definisi, dan upaya solusi. Usaha persiapan mempersiapkan manajer untuk memecahkan masalah dengan menyediakan orientasi sistem. Usaha definisi mencakup mengidentifikasikan masalah untuk dipecahkan dan kemudian memahaminya. Usaha solusi mencakup mengidentifikasikan berbagai solusi alternative, mengevaluasinya, memilih satu yang tapak terbaik, menerapkan solusi itu dan membuat menindak lanjuti untuk menyakinkan bahwa masalah itu terpecahkan.

System informasi berbasis computer, atau CBIS, dapat digunakan sebagai system dukungan ketika menereapkan pendekatan system. Subsisstem CBIS, seperti system pendukung keputusan, system pakar atau aplikasi kantor. Subsitem CBIS mungkin juga mendukung beberapa keputusan mungkin semua yang diperlukan untuk masalah tersebut. Langkah-langkah system pendekatan system memberikan jembatan antara satu maslah dan beberapa keputusan.
            Penjelasan mengenai pengambilan keputusan dan pembuat keputusan sering melupakan perkecualian-perkecualian terhadap peraturan.
Faktor-faktor pribadi menciptakan tiga gaya dasar dalam merasakan masalah :
Penghindaran masalah (problem avoider) manajer ini mengambil sikap positif dan menganggap bahwa semua baik-baik saja. Ia berusaha mengahalangi kemungkinan masalah dengan mengabaikan informasi atau menghindarinya sepanjang perencanaan berlangsung.
Pemecahan masalah (problem solver) manajer ini tidak mencari maslah juga tidak menghalanginya. Jika timbul suatu masalah, masalah tersebut dipecahkan.
Pencari masalah (problem seeker) manajer ini menikmati pemecahan masalah dan mencarinya.
Mengumpulkan Informasi
Terdapat pula perbedaan cara manajer mengembangkan dan mengevalusi berbagai alternative setelah masalah dirasakan. Para manajer dapat memnunjukan salah satu dari dua gaya mengumpulkan informasi atau sikap terhadap total volume informasi yang tersedia bagi mereka.

Menggunakan Informasi
Manajer juga cenderung lebih menyukai salah satau dari dua gaya menggunakan infomasi (information-using styles), yaitu cara menggunakan informasi untuk memecahkan masalah.
·         Gaya sistematis (systematic style) manajer memberi perhatian khusus untuk mengikuti suatu meted yang telah ditetapkan, misalnya pendekatan sistem.
·         Gaya intuitif (intuitive style) manajer tidak lebih menyukai suatu metode tertentu tetapi menyesuakain pendekatan dengan situasi.
Dalam merancang sistem berbaris komputer, perlu disadari perbedaan-perbedaan individual ini. Elemen penting dalam CBIS adalah manajer, dan tiap manajer menggunakan sistem dengan cara yang berbeda.
Pendekatan sistem adalah metodologi sistem dasar. Metodelogi adalah suatu cara yang telah ditetapkan untuk melaksanakan sesuatu. Pendekatan sistem merupakan metodelogi. Bahkan, pendekatan sistem adalah metodelogi dasar  dalam bidang komputer. Semua metodologi lain adalah turunan, hingga tingkat tertentu, dari pendekatan sistem
sumber : Mecleod jilid 1.

Jumat, 12 Oktober 2012

Artikel SIM : Kontribusi SIM dalam Peningkatan Mutu Pendidikan


Dalam meningkatkan layanan pendidikan, fungsi sistem informasi manajemen adalah suatu kegiatan formal dalam hal mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan informasi kepada orang-orang yang tepat dalam suatu organisasi. Lembaga pendidikan dikatakan berhasil apabila mampu memenuhi semua kebutuhan pelanggan (siswa, guru, orang tua, dan masyarakat). Dalam hal layanan informasi, lembaga pendidikan harus mampu memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, mudah didapatkan secara efektif dan efisisen yang akan berdampak pada meningkatnya mutu pendidikan.

Dalam memenuhi semua kebutuhan pelanggan dalam hal informasi, lembaga pendidikan memanfaatkan sistem informasi manajemen sebagai penunjang layanan. Secara sederhana sistem informasi manajemen merupakan sarana yang tepat yang dapat mengantarkan organisasi informasi mengkoordinasikan segenap aspek kebutuhan pelanggan. Sebagai pihak yang menerima layanan pendidikan,

Pelanggan utama layanan pendidikan adalah siswa. Sedangkan produk adalah peluang pembelajaran (learning Opportunity) yang harus tercapai keperluannya, yang elemen-elemennya adalah kurikulum dan sumber daya pembelajaran.38 Akan tetapi, dalam dunia pendidikan laynan terbaik (exellence Service) tidak cukup hanya diberikan kepada siswa atau orang tua siswa saja sebagai pelanggan eksternal, layanan terbaikpun juga harus diberikan kepada para staff guru dan pegawai sebagai pelanggan internal. Mereka dapat lebih optimal dalam bekerjasama (collaboration through people) sehingga akan memberi dampak terhadap mutu layanan yang akan diberikan.

Dengan adanya sistem informasi manajemen, informasi yang ada tersusun dengan baik, sehingga sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Akibatnya organisasi informasi pada sebuah lembaga dapat bekerja dengan baik, karena didukung oleh akurasi yang diterima pelanggan. Artinya system informasi manajemen mempunyai peran signifikan, karena dapat membantu menyajikan data yang akurat, cepat dan fleksibel.

Pada umumnya sistem informasi manajemen yang diterapkan dalam manajemen pendidikan antara lain; sistem informasi keuangan, system\informasi sarana prasarana, sistem informasi kurikulum, sistem informasi kesiwaan,dan lain-lain. Mengingat bahwa pendidikan adalah organisasi yang bergerak pada bidang jasa, dan penelitian ini menjelaskan tentang layanan pendidikan yang terfokus pada kepuasan pelanggan, maka fungsionalisasi manajemen yang diuraikan akan menekankan bagaimana sebuah jasa pendidikan dapat disajikan, disampaikan, dan digunakan oleh pelanggan melalui pelayanan pendidikan sebagaimana lingkup manajemen, yaitu mulai proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, sampai dengan evaluasi. Peran sistem informasi manajemen juga akan diposisiskan pada tiga wilayah diatas, ketiga fungsi ini menjadi satu cakupan yang harus dikoordinir oleh para pengelola informasi yaitu organisasi informasi, kuncinya adalah pemanfaatan sistem informasi secara baik.

Sistem Informasi Akademik
Sistem Informasi Akademik secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan Sekolah/Perguruan Tinggi yang menginginkan layanan pendidikan yang terkomputerisasi untuk meningkatkan kinerja, kualitas pelayanan, daya saing dan kualitas SDM yang dihasilkannya.Teknologi Informasi berperan penting dalam memperbaiki kinerja suatu organisasi. Penggunaannya tidak hanya sebagai proses otomatisasi terhadap akses informasi, tetapi juga menciptakan akurasi, kecepatan, dan kelengkapan sebuah sistem yang terintegrasi , sehingga proses organisasi yang terjadi akan efisien, terukur, fleksibel.

Sistem Informasi Akademik sangat membantu dalam pengelolaan data nilai siswa/mahasiswa, mata pelajaran/kuliah, data staf pengajar (guru/dosen) serta administrasi fakultas/jurusan yang sifatnya masih manual untuk dikerjakan dengan bantuan Software agar mampu mengefektifkan waktu dan menekan biaya operasional.
Sistem Informasi Akademik memberikan kemudahan dalam mengelola :
1.            Data Guru/Dosen
2.            Data Siswa/Mahasiswa
3.            Data Mata Pelajaran/Kuliah
4.            Data Nilai Siswa/Mahasiswa

Sistem Informasi Akademik dikembangkan secara aktif dan kontinu. Setiap pengguna Sistem Informasi Akademik berhak memberikan masukan-masukan positif berdasarkan kebutuhan mereka.
Interaksi Sistem Informasi - Teknologi Informasi


Peran Teknologi Informasi Dalam Bidang Pendidikan (e-education).
Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M., 1995). Sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek “Flexible Learning”. Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang “Pendidikan tanpa sekolah (Deschooling Socieiy)” yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan.
Manfaat e-education yang dapat dirasakan adalah :
  1.  Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur Pusat kegiatan siswa/mahasiswa yaitu sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan siswa/mahasiswa, dimana siswa/mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya.
  2. \Interaksi dalam grup yaitu  para siswa/mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan guru/dosen. Guru/Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
  3. Sistem administrasi siswa/mahasiswa; dimana para siswa/mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status siswa/mahasiswa, prestasi siswa/mahasiswa dan sebagainya.
  4. Pendalaman materi dan ujian; Biasanya guru/dosen sering mengadakan quis singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning.
  5.  Perpustakaan digital; Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk database.
  6.   Materi online diluar materi pelajaran/kuliah; Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web lainnya. Karenanya pada bagian ini, guru/dosen dan siswa/mahasiswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan kepada siswa/mahasiswa lainnya melalui web.


Peranan Sistem Informasi dalam Dunia Pendidikan

Menurut Reisnic(2002), ketika orang berpikir mengenai pendidikan dan pembelajaran, mereka umumnya memiliki pertanyaan yang menyangkut informasi apa yang paling penting untuk dipelajari? Cara apa yang paling baik digunakan untuk metransformasikan informasi dari pengajar ke peserta ajar? Dan bagaimana cara yang terbaik untuk menyampaikan informasi yang mudah dipahami dan dipelajari?
Sedangkan Menurut Karsidi(2000), masalah pokok yang dihadapi pendidikan di Indonesia antara lain mengenai peningkatan mutu, pemerataan kesempatan pendidikan, dan relevansi pendidikan dengan pembangunan nasional. Masalah tersebut membutuhkan penyelesaian selain cara konvensional yang dikenal selama ini. Secara umum aplikasi sistem informasi dalam pendidikan diharapkan mampu melakukan hal-hal sebagai berikut :
1.            dapat menyebarkan informasi secara luas, seragam dan cepat.
2.            dapat membantu, melengkapi dan menggantikan tugas guru bila diperlukan.
3.            dapat menunjang kegiatan belajar masyarakat serta mengajak partisipasi masyarakat.
4.            dapat menambah keanekaragaman sumber maupun kesempatan belajar.
5.            dapat menambah daya tarik untuk belajar.
6.            dapat menghemat biaya
Semula teknologi pendidikan dipandang hanya berperan pada taraf pelaksanaan kurikulum di kelas. Sementara konsepsi baru yang akan digunakan menghendaki teknologi pendidikan sebagai masukan (input) bahkan sejak tahap perencanaan kurikulum.

Penggunaan Sistem Informasi Akademik
Berbagai permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan saat ini telah mampu diatasi dengan pemanfaatan jaringan komputer yang mampu menyajikan fasilitas komunikasi, pertukaran data maupun informasi yang cepat dan akurat, dan membuat jarak diantara pemakai menjadi tidak penting.
Dengan keberadaan jaringan pemakai dapat berbicara dalam bentuk text dan audio visual, variasi fasilitas yang dapat diberikan oleh suatu jaringan sangat tergantung pada jenis dan versi aplikasi yang digunakan dan tentu harus didukung dengan kondisi hardware yang memadai sebagai suatu prasyarat dalam penggunaan software aplikasi.
Sistem informasi akademik merupakan solusi yang paling banyak digunakan dalam mengelola data-data akademik lembaga pendidikan yang ada di Indonesia. Selain mempermudah proses pengelolaan data, sistem informasi ini juga memperkecil biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh lembaga terkait.
Teknologi informasi dikatakan berfungsi sebagai komplemen atau pelengkap bila materi pembelajaran pada sistem informasi diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sehubungan dengan hal ini, ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih para mahasiswa, yaitu apakah mereka akan mengikuti kegiatan pembelajaran yang disajikan secara konvensional saja, atau sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan sepenuhnya melalui internet.
. Manfaat dari penggunaan sistem informasi akademik juga bermacam-macam. Mulai dari penanganan masalah administrasi pada saat penerimaan mahasiswa baru, pengelolaan data akademik mahasiswa, pelaksanaan kegiatan perkuliahan, manajemen sumber daya serta proses pengambilan kebijakan dari eksekutif yang semuanya dapat  dilakukan secara lebih efektif dan optimal dengan menggunakan sistem informasi.



Sumber :
Karsidi, Ravik. 2000. Penerapan Teknologi Untuk Peningkatan Mutu Pendidikan. Bahan ceramah di Universitas Sebelas Maret Surakarta
Muslim. Teknologi Informasi dalam Pendidikan. Bandung : UPI
Natakusumah, E.K., “Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia.”, Pusat Penelitian informatika – LIPI Bandung, 2002-

artikel Sistem Informasi Manajemen 1


IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF DALAM OPERASIONAL PERUSAHAAN PADA ERA GLOBALISASI

PENDAHULUAN
        Tidak dapat disangkal bahwa salah satu penyebab utama terjadinya era globalisasi yang datangnya lebih cepat yaitu karena perkembangan pesat teknologi informasi. Kemajuan teknologi digital yang dipadu dengan telekomunikasi telah membawa komputer memasuki masa-masa “revolusi”-nya. Kegunaan komputer di perusahaan tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi, namun lebih jauh untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif. Tidak seperti halnya pada era komputerisasi dimana komputer hanya menjadi “milik pribadi” Divisi EDP (Electronic Data Processing). perusahaan, di era kedua ini setiap individu di organisasi dapat memanfaatkan kecanggihan komputer, seperti untuk mengolah database, spreadsheet, maupun data processing (end-user computing). Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan teknologi informasi. Keberadaannya telah menghilangkan garis-garis batas antar negara dalam hal flow of information.
1.     Konsep manajemen informasi dalam perusahaan
         Manajemen kantor administratif, mirip dengan manajemen informasi, menjadi bidang kerja dinamis yang terdiri dari sistem administrasi, proses data, reprografis, proses kata, manajemen data, telekomunikasi dan mikrografis. Fungsi dan prinsip manajemen informasi yang efektif dapat diterapkan di berbagai jenis kantor. Tugas kantor lama seperti komunikasi lisan dan tulisan, mengolah dan melaporkan, penyimpanan data, akunting, dan pemberkasan masih ada, tapi diperbarui.
Konsep keungggulan kompetitif dalam operasional perusahaan
Dalam mengimplementasikan konsep e-business, terlihat jelas bahwa meraih keunggulan kompetitif (competitive advantage) jauh lebih mudah dibandingkan mempertahankannya. perusahaan harus memiliki kriteria-kriteria (critical success factors) dan ukuran-ukuran (performance indicators) yang dapat dijadikan sebagai barometer sukses tidaknya perusahaan dalam memiliki dan mempertahankan keunggulun kompetitif tertentu. 
        
        Secara garis besar, ada empat periode atau era perkembangan sistem informasi, yang dimulai dari pertama kali diketemukannya komputer hingga saat ini.
Ada punbeberapa konsep kompetitif yaitu : mengenai akses yang cepat dalam mencari informasi yang berkaitan dengan perusahaan tersebut, teknik penyampaian informasi, dan visualisasi.

2. Strategic uses of information technology

        Strategi merupakan arahan dan ruang lingkup dari perusahaan dalam jangka panjang yang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan melalui penggunaan sumber daya yang ada dalam lingkungan yang mendukung untuk memenuhi kebutuhan pasar dan memenuhi harapan dari para stakeholder. 
       
        Ada dua kemungkinan yang dapat dilakukan, pertama proses bisnis perlu dilakukan modifikasi agar sesuai dengan IT yang digunakan, atau kedua melakukan penyesuaian atau kustomisasi terhadap IT. Peranaan IT dalam organisasi ini juga akan mempengaruhi penyelarasan yang terjadi dalam perusahaan.


3. Membangun Customer Focused 

       Salah satu pendekatan pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan strategi pemasaran relasional. 
Perusahaan yang dapat membangun bisnis yang berfokus pada customer adalah bagaimana dia dapat :

  • Mempertahankan agar customers loyal
  • Dapat mengantsisipasi kebutuhan masa yang kan datang
  • Mampu merespon kekhawatiran customer
  • Menyediakan pelayanan yang berkualitas tinggi kepada customer
  • Customer focused juga berarti memberikan yang terbaik bagi konsumen dan menjadikannya puas akan sejumlah rupiah yang dikeluarkan.

4. Value Chain & Strategic Information System
      
        strategis sistem teknologi informasi adalah sebagai langkah awal dalam membuat perencanaan sistem teknologi informasi.

- Pada tahap pertama yaitu penelitian dilakukan studi literatur tentang sistem informasi dan perencanaan strategis sistem teknologi informasi. 

- Tahap kedua yaitu dilakukan pengumpulan data dan informasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Tahap ketika dilakukan analisis bisnis dan analisis sistem teknologi informasi. Analisis bisnis yang dilakukan adalah analisis 5 competitive forces model Porter, analisis Strength Weaknesses Opportunity Threaths (SWOT), analisis value chain. Analisis sistem teknologi informasi yang dilakukan adalah analisis Information System Strategic Grid model McFarlan dan analisis kesenjangan. 

- Bagian akhir analisis dilengkapi dengan rekomendasi strategi untuk pengembangan sistem teknologi informasi.

5. Re-engineering Bussiness Process

Business Process Reengineering dikenal juga dengan istilah Business Process Redesign (Perancangan Ulang Proses Bisnis), Business Transformation, atau Business Process Change Management. Re-engineering ("rekayasa ulang") adalah dasar dari perkembangan-perkembangan manajemen yang muncul belakangan ini. Perancangan ulang membagi-bagi proses bisnis menjadi sub-sub proses dan tugas yang dilaksanakan oleh beberapa area fungsional terspesialisasi dalam organisasi, Perancangan ulang memaksimalkan kinerja subproses yang akan menghasilkan beberapa keuntungan, namun tidak menjanjikan peningkatan yang dramatis jika prosesnya sendiri tidak efisien dan tertinggal.
6. Menciptakan Virtual Company
suatu perusahaan yang membuat suatu aplikasi sistem informasi yang digunakan untuk menjembatani antara perusahaan dan klien secara online.
Untuk membangun sebuah Virtual Company, ada beberapa komponen yang dapat digunakan , diantaranya :
1. Email
2. Sistem yang otomatis dan mudah digunakan
3. Digital company
4. Monitoring
5. Infrastruktur
6. Motivasi
7. user-friendly
Untuk factor waktu, aplikasi yang bisa menjadi pilihan adalah e-mail, IM, intranet, electroni meeting. Sedangkan untuk faktor jangkauan ruang/area, teknologi yang bisa menjadi pilihan adalah mobile phone, PDA,Laptop,internet. Kedua pilihan teknologi dan aplikasi tersebut akan menjadi dasar bagi Manager dalam pengambilan keputusan dan bertindak sesuai kebutuhan organisasi dan management.

7. Membangun Knowledge Creating Company.

       Knowledge management adalah kumpulan perangkat, teknik, dan strategi untuk mempertahankan. . Knowledge creation adalah proses inti dari inisiatif knowledge management, yang secara khusus mempunyai dampak untuk menghasilkan new knowledge agar dapat menciptakan inovasi untuk meningkatkan pertumbuhan corporate performance.

Ada 2 macam knowledge yang dikembangkan perusahaan :

- Explicit knowledge: data, dokumen, dan seluruh hal yang tertulis atau yang tersimpan didalam computer.

- Tacit knowledge: “how-to” knowledge yang ada dalam pikiran masing masing pekerja Tacit Knowledge seringkali menggambarkan informasi terpenting dari sebuah organisasi.

Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
·         Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
·         Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
·         Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.

sumber : http://diancherunisah.blogspot.com/2011/09/artikel-sistem-informasi-manajemen-1.html